Nama Amy Chua mencuat saat
menerbitkan buku metode
pengasuhan berjudul
Hymn of the Tiger Mother
yang memicu debat tak
hanya di Amerika Serikat, namun juga China.
Dalam buku tersebut, Chua
mengklaim pola asuh ala
Asia yang keras yang
diterapkannya pada anak-
anaknya berhasil membuat
mereka sukses secara akademis.
Kini, dosen Fakultas
Hukum Yale University ini
memiliki rival seorang
pebisnis sukses asal China
bernama Xiao Baiyou, yang
menyebut dirinya Wolf Dad. Seperti dikutip harian
Economic Observer pada
Senin 21 November 2011,
Xiao menerbitkan buku
serupa berjudul My Beida
Children yang juga mengklaim pola asuhnya
bahkan lebih keras
daripada metode Chua.
Jika belum berhasil
menguasai komposisi, para
putri dilarang minum atau
ke toilet, atau harus
melanjutkannya setelah
makan malam. Sementara Xiao meringkas pola
asuhnya -yang lebih keras
dalam sebuah sajak: 'Pukul
anak Anda tiap tiga hari
sekali. Akan masuklah ia
ke Universitas Beijing.'
Anak-anak Chua dan Xiao
sendiri memang dikenal
cemerlang secara
akademik. Putri tertua
Amy Chua berhasil tampil
di Carnegie Hall yang sangat prestisius di New
York, dan ditawari masuk
Harvard dan Yale saat
usianya baru 17 tahun.
Sementara itu, tiga dari
empat putra Xiao diterima
di perguruan tinggi
bergengsi di China. Mereka
semua dikenal sebagai
anak-anak yang cerdas di berbagai aspek, termasuk
dalam seni.
Buku Tiger Mom dan Wolf
Dad sama-sama menjadi
buku dengan penjualan
terlaris berkat strategi
pemasaran yang bagus.
Namun banyak yang berpendapat kalau pola
asuh seperti itu tidaklah
memberi kebebasan
belajar seperti yang
dibutuhkan anak-anak
masa kini, apalagi dengan masih banyaknya orang
yang kurang mampu di
Negeri Tirai Bambu.
Banyak pula yang
berpendapat bahwa
kondisi anak-anak Xiao
seperti yang digambarkan
dalam buku lebih mirip
anak domba yang penakut daripada anak serigala.
Sama sekali tidak
menggambarkan kultur
serigala yang selalu
bersiaga, seperti yang
terjadi di China saat ini.
Sumber
© VIVAnews